Apa
yang tersisa dari sebuah kepergian yang tiba-tiba? Apa yang bisa dikenang dari
sebuah pengabaian yang tak disertai alasan? LUKA. Selalu luka.
Dan
kini aku sedang berusaha membinasakan partikel-partikel luka itu agar tak
menjadi dendam pada dia yang pergi meninggalkan tanpa alasan..
Aku
sudah berusaha mencari jawab. Bahkan aku bertanya-tanya pada mereka yang tak
sepatutnya memberi jawab. Sementara ia yang punya alasan, hanya diam dan
memaksaku memahami keadaan yang ia sendiri menciptakan.
Pedih…
Aku
merasa salah satu bagian tubuhku dicuri
ketika aku sedang lelap tidur..
Aku tak henti menangis. Sementara ia tak henti
diam. Menutup rapat mulutnya. Membawa apa yang menjadi alasan ia pergi sejauh
mungkin dariku.
“Aku
salah apa?” tanya hatiku lirih berkali-kali. Berulang kali aku menghadapkan
diri ke depan cermin. Agar aku bisa tahu apa kurangku. Namun sehebat-hebatnya
aku menerka, aku tetap butuh jawaban pasti apa yang telah membuat HATINYA MATI.
(Ah, aku menulis catatan cengeng lagi!)
Pariaman, Hari ke Sembilan Milik Desember, 2015, ketika hujan yang tak mampu membasuh luka turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar