Páginas

Rabu, 09 Desember 2015

Partikel-Partikel Luka



Apa yang tersisa dari sebuah kepergian yang tiba-tiba? Apa yang bisa dikenang dari sebuah pengabaian yang tak disertai alasan? LUKA. Selalu luka.
Dan kini aku sedang berusaha membinasakan partikel-partikel luka itu agar tak menjadi dendam pada dia yang pergi meninggalkan tanpa alasan..
Aku sudah berusaha mencari jawab. Bahkan aku bertanya-tanya pada mereka yang tak sepatutnya memberi jawab. Sementara ia yang punya alasan, hanya diam dan memaksaku memahami keadaan yang ia sendiri menciptakan.
Pedih…
Aku merasa salah  satu bagian tubuhku dicuri ketika aku sedang lelap tidur..
Aku tak henti menangis. Sementara ia tak henti diam. Menutup rapat mulutnya. Membawa apa yang menjadi alasan ia pergi sejauh mungkin dariku.
“Aku salah apa?” tanya hatiku lirih berkali-kali. Berulang kali aku menghadapkan diri ke depan cermin. Agar aku bisa tahu apa kurangku. Namun sehebat-hebatnya aku menerka, aku tetap butuh jawaban pasti apa yang telah membuat HATINYA MATI.
(Ah, aku menulis catatan cengeng lagi!) 



Pariaman, Hari ke Sembilan Milik Desember, 2015, ketika hujan yang tak mampu membasuh luka turun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar