Terpilihnya
Whulandary Herman sebagai Putri Indonesia 2013 perwakilan Sumatra Barat kedua setelah Melani Putria, tentu Sumatra Barat
harus berbangga. Pasalnya dengan terpilihnya Whulandary Herman, mata nasional
dan internasional akan melirik Sumatra Barat, dan ini merupakan angin segar
untuk pariwisata Sumatra Barat.
Akan tetapi, euphoria kebanggan masyarakat Sumatra Barat dengan terpilihnya
Wulandari Herman sebagai putri Indonesia, hanya membahana pada malam
penganugrahan Putri Indonesia itu saja. Seterusnya, masyarakat Minang mulai
berpikir bahwa dengan terpilihnya Wulandari Herman sebagai putri Indonesia,
kontan hal tersebut akan menghantarkan gadis dengan usia 24 tahun ini ke ajang
Miss Universe 2013. Sudah menjadi rahasia umum dan pro kontra disetiap tahun
penyelanggaraannya, sesi baju renang atau bikini di ajang ratu kecantikan sedunia
itu yang harus diikuti setiap kontestan
masing-masing Negara. Pada sesi ini para kontestan akan berjalan
berlenggok-lenggok dengan bikini super minimnya dimata jutaan penonton dunia. Pada
titik inilah, Masyarakat Minang berang dan tak mendukung Wulandari Herman untuk
mengikuti ajang tersebut.
Sebuah situs
berita online Nasional memberitakan bahwa, Pemprov Sumatra Barat tidak
mendukung Wulandari Herman untuk mengikuti ajang Intenasional tersebut karena
sangat bertentangan dengan adat Minangkabau. Seperti yang selama ini kita tahu,
di Minangkabau berlaku asas Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang
dipedomani masyarakat Minang. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
itu sendiri sejatinya adalah aturan-aturan adat Minang Kabau yang takluk kepada
syariat-syariat islam yang dibawa oleh nabi Muhammad. Adat Basandi Syarak,
Syarak Basandi Kitabullah juga merupakan landasan yang memberikan lingkungan sosial
budaya yang melahirkan kelompok manusia unggul dan tercerahkan. Makna Adat
Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah tersebut dapat pula tergambar lewat
pantun di bawah ini:
Adaik
basandi syarak
Syarak basandi Kitabullah
Syarak mangato-adaik mamakai
Camin nan indak kabua
Palito nan indak padam
Alam takambang jadi guru
Dengan
keikutsertaan Whulandary Herman dengan mengenakan pakaian yang tak pantas
dikenakan oleh seorang gadis Minang, tentu makna Adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah yang selama ini dijunjung tinggi masyarakat minang akan
‘ditelanjangi’ kearifannya meski dengan dalih profesionalitas sekalipun.
Indra Jaya Piliang, seorang tokoh
politik nasional Indonesia yang merupakan Putra daerah Pariaman pun memberikan komentar via pesan singkat seluler ketika ditanya mengenai permasalahan ini “Kan, ada aturan di acara kontes-kontes itu. Sejak dulu sama saja.
Kita saja yang tidak tegas jadi peserta. Kalau mau tegas, larang sekalian.
Tegas jangan setengah-setengah. Itu saja pendapat saya”, tulisnya.
Pernyataan Indra Jaya Piliang
tersebut benar adanya. Setiap tahun akan digelarnya Miss Universe, masyarakat Indonesia
selalu memberi protes. Namun ironisnya disetiap tahun ajang tersebut dihelat Indonesia
terus mengikutsertakan Putrinya. Ketegasan memang diperlukan, jika memang
masyarakat Indonesia khususnya Minangkabau tidak menginginkan gadisnya ikut kontes
tersebut. Karna memang, tampil dengan busana bikini di salah satu sesi sudah menjadi
aturan mutlak yang tidak dapat ditawar lagi dalam kontes tersebut.
Tidak
ada dalilnya dalam Al-Quran, bahwa Wanita diperbolehkan mempertontonkan
auratnya demi popularitas atau pun profesianalitas. Apa lagi jika wanta
tersebut beragama islam dan merupakan gadis minang yang harus menjunjung tinggi
asas Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Masih banyak cara yang
dapat di lakukan untuk memperkenalkan Budaya Indonesia ke mata dunia. Tidak
dengan memakai baju renang dan adat pun ditentang.
@Netriolala