Drama ini hanya salah satu bentuk kritik saya, mahasiswa bau kencur yang tidak tahu dengan permasalahan BABIBUnya politik. Dialognya pun dibuat berdasarkan rangkuman dari pemberitaan-pemberitaan yang akal muda belia saya tangkap dengan segala kepolosannya. Ini drama saya yang pernah dipentaskan untuk ujian akhir praktek Apesiasi Sastra Mahasiswa Prodi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP YDB Lubuk Alung. Silahkan baca parodi saya tentang Fathanah ini.
NB: Skandal Fathanah ini saya tulis dialognya berdasarkan pemberitaan yang ada, mohon maaf jika masih terdapat kesimpangsiuran disana-sini. Just for fun, and this my opinion..kwuk..kwuk..kwuk..
‘Sapi-Sapi Manis Fathanah’
Panggung ditata sedemikian rupa dan
dibagi menjadi dua sudut ruangan. Sudut sebelah kiri ditata sedemikian rupa
hingga mirip ruang tahanan, sedangkan disebelah kanan panggung ditata hingga
mirip seperti ruangan sebuah rumah.
Adegan
1
Fathanah meringkuk
di penjara. Sendiri. Jauh dari keramaian. Ditemani sepi, ia mulai mengira-ngira
apa yang diberitakan oleh media tentang kasus impor daging sapi dan
wanita-wanita cantik yang diairi oleh uang hasil korupsi daging sapi tersebut.
Di penjara, Fathanah memegangi kepala seraya
bernyanni-nyanyi tanpa arti dan
berkata-kata sendiri, sesekali ia berteriak.
Fathanah: “Sapi manisku kau selalu didalam impianku,
sapi manisku kau selalu di hatiku selalu”.Keluarkan aku!! Aku ingin pulang!
Aku rindu sapi-sapiku. Apa salahku? Jika aku dituduh menggelapkan uang sapi
impor, silahkan saja ambil uang itu pada partai PKS. Begitu banyak danaku yang
mengalir di partai itu. Tarik semua barang yang ada di kantor mereka. Beres
kan? KPK tolol! Semua orang disini tolol!
Penjaga pintu penjara:
Berisik!!! Kau yang tolol. Setolol-tololnya kami, kami tidak akan membebaskan
kau dari penjara ini. Koruptor bangsat minta dibebaskan. Kamu itu adalah
binatang paling jalang. Bahkan penjara ini terlalu mewah untuk koruptor seperti
kau. Pantasnya kau ditahan di kandang sapi saja. Sapi kok dikorupsi!! (bengis).
Fathanah: Tau apa kau?
Penjaga Penjara: Tau
banyak. Aku tau tentang tobat nakal hingga urusan ranjangmu. Aku tau tentang
wanita-wanitamu. Si anu..si itu..juga si itu..tu. haah..dasar koruptor sapi.
Dari penyanyi dangdut hingga artis kawakan. Dari mahasiswa sampai model majalah
pria dewasa.
Fathanah: Itulah
kehebatanku.
Penjaga Penjara: Bukan
kehebatanmu, tapi kehebatan sapi-sapi impor yang uangnya kau gelapkan.
Fathanah: terserah kau
lah. Pergi kau penjaga penjara, busuk!!!
Penjaga Penjara: Kau
koruptor busuk!!! Kau pikir aku betah berlama-lama denganmu disini? Kau pikir
aku tahan dengan bau busuk yang kau keluarkan? Kau lebih busuk dari daging sapi
yang dirubungi ulat belatung. Tapi sayang, aku tak punya kuasa untuk mencekik
leher koruptor seperti kau. Atau membubuhkan racun pada sarapan pagimu besok.
Padahal, aku ingin sekali melakukan hal itu. Aku sudah muak bertemu dan
menunggui koruptor-koruptor bejat seperti Kau, Gayus Tambunan, Nazarudin, juga
kepala-kepala daerah yang semuanya lebih mirip seperti penjahat kelamin.
Korupsi hanya demi meniduri wanita yang bukan istri mereka.
Fathanah: Jangan
ceramah di depanku!!
Penjaga penjara: Kadang
manusia-manusia seperti kau butuh cerama. Ulah kurang ceramah makanya kau menjadi
penjarah. Bahkan aku ingin sekali menceramahi presidenmu itu. Aku ingin katakan
padanya ‘jika BBM naik, angka korupsi juga pasti naik’.
Fathanah: Itu hanya
pandangan murahanmu. Pergilah, aku ingin istirahat!!!
Penjaga penjara:
Huuuhh…(pergi dengan wajah kesal)
***
Adegan 2
Di rumah, Septi, Istri Fathanah menangis merenungi
nasibnya. Ia tak menyangka suaminya mempunyai begitu banyak simpanan. Terlebih,
salah satu simpanan suaminya adalah Vitalis Sesa, sahabatnya sendiri.
Siang
itu Vitalia datang kerumah Septi memohon maaf atas perbuatannya.
Septi: Mau apa kau
kesini? Mau merampas suamiku lagi? Suamiku sudah di penjara? Atau kau datang
untuk menagih uangnya? Silahkan. Silahkan datang ke KPK, minta pada mereka!!!
(Berkata dengan wajah enuh amarah)
Vitalia: Tidak! Aku
datang kesini untuk memohon maaf padamu. Aku telah menghianatimu.
Septi: persetan dengan
maafmu. Pantas selama ini kau tak mau menemuiku lagi. bahkan ketika bayiku
lahir, kau hanya mengirim orang untuk mengantarkan kereta bayi kepadaku.
Ternyata, kau tak lagi punya muka untuk melihatku.
Vitalia: Iya. Yang kau
katakan semuanya benar. Benar! Aku telah menghianatimu.
Septi: Tapi, kau
sahabatku sendiri.
Vitalia: Ya, karna aku
sahabatmu, makanya aku datang kesini menemuimu untuk memohon maaf.
Septi: maaf? Berapa
juta kau dibayar sumiku? Sepuluh juta? Sepuluh juta saja kau hargai
persahabatan kita. Sepuluh juta saja kau hargai dirimu. Dia suamiku. Tak
risihkah kau tidur dengannya?
Vitalia menangis.
Septi: pergilah kau!
Aku tak ingin bangkai busukmu ada disini!
Vitalia: ya, aku akan
pergi. Aku cukup tahu diri. Aku telah menyadari salahku. Tapi sebelum aku
pergi, mohon ampunilah aku!!
Septi: pergilah!!!
Sampai kapanpun, tak akan aku memaafkanmu!!!
Vitalia
pergi dengan wajah sedih penuh penyesalannya
Sepulangnya Vitalia,
datanglah Ayu Azhari, artis kawakan yang ditransferi Fathanah uang beberapa
kali dari uang impor sapi.
Septi: Mau apa kau
kesini?
Ayu: haha..aku datang
kesini bukan untuk meminta maaf. Persetan dengan semua hal itu.
Septi: lalu apa?
Ayu: aku hanya ingin
menunjukan kehebatanku padamu. Aku…bukan siapa-siapa, aku tak harus menjual
badanku pada suamimu, tapi lihat!, suamimu mengirimi aku uang banyak. Lumayan,
untuk beli es krim semua anak-anak bule ku yang cantik dan gagah haha.
Septi: kau beri makan
anakmu dengan uang haram suamiku, apa bedanya kau dengan pelacur jalanan. Siapa
yang berani menjamin kau tidak pernah tidur dengan suamiku? Suamimu?
Ayu: hey, jangan
sembarangan bicara. Suamiku tidak tahu apa-apa dengan permasalahan ini.
Septi: setelah gencar
pemberitaan tentangmu disana-sini, kau masih bisa menjamin suamimu tidak tahu
apa-apa?
Ayu: suamiku diluar
negri..
Septi: iya,
jangan-jangan suami luar negrimu itu tidak pernah memberimu nafkah, atau kau
dengannya hanya suami istri diselember kertas dengan nafkah kau munta pada
suamiku.
Ayu: kau kurang ajar!!
Septi: kau yang kurang
ajar. Aku sangat-sangat membencimu!!
Ayu: aku juga!
Ayu lantas pergi dari
rumah Septi.
ADEGAN 3
Di
Penjara..
Penjaga Penjara: Hey,
binatang jalang, ada wanita yang datang
mengunjungimu?
Fathanah: istriku?
Penjaga penjara:
memangnya istrimu yang mana? Apa kau hafal ke empat puluh lima nama mereka?
Fathanah: jangan
berbelit-belit penjaga kotor, sebutkan siapa?
Penjaga penjara: Sialan!!!
Itu, sapimu yang dari pantura.
Fathanah: bawa dia
kesini, aku sudah amat merindukan sapi liarku itu?
Penjaga penjara:
Sebentar, aku akan menariknya kesini..
Fathanah: menarik? Kau pikir
sapi?
Penjaga penjara: memang
sapi, kan?
Fathanah: bedebah!!!
Penjaga
penjara membawa wanita itu masuk. Wanita itu adalah Dewi Kirana. Penyanyi
dangdut yang dijuluki Ratu Pantura.
Dewi: Mas..aku rindu!
Fathanah: aku juga,
Dewi.
Dewi: aku merindukan
salon, Mas.
Fathanah: salon?
Dewi: iya, aku sudah
lama tidak ke salon. Rambutku ini harus dicat baru, aku ingin ganti warna.
Kulitku juga, sudah lama aku tidak mandi susu.alisku juga belum disulam. Bulu
mataku juga harus di kriting. Jika tidak nanti aku jelek lagi. aku harus show
nanti malam..
Fathanah: jadi?
Dewi: minta uang
Fathanah: Dasar sapi
kurang ajar. Dalam keadaanku seperti ini, kau masih ingin meminta uang. Pergi
sana. Minta pada KPK.
Dewi: dasar koruptor
kere. Selamat tinggal. Aku akan mencari pejabat yang labih kaya lagi, yang
korup hewan lebih elite lagi. gak kayak kamu, sapi murahan.
Fathanah: pergi kau!
Pergi!!!
Dewi pun berlalu..
Penjaga penjara: haha
rasakan. Sapi tak tahu diuntung itu..
Fathanah: pergi kau!!
Penjaga penjara: iya
aku akan pergi. Aku juga tak suka lama-lama berada disini.
Lima
belas menit kemudian datang Kiki Amalia, perempuan yang dituding sebagai
simpanan Fathanah, dan pernah dikirimi sejumlah uang oleh Fathanah.
Penjaga penjara: Heh…binatang
jalang. Sapi mu datang lagi tuh.
Fathanah: siapa?
Penjaga penjara: Sapi
yang ini agak bongsor..
Fathanah: Bawa dia kesini.
Aku penasaran!!
Penjaga penjara:
hey..sapi, kemari!!!
Kemudian
wanita itu muncul ke hadapan Fathanah.
Fathanah: siapa kau?
Kiki: Kiki
Amalia..Mooh..(menitukan suaa sapi).
Fathanah: Kiki? Mana
tubuhmu yang langsing itu? Mana hidung mancungmu? Mana kulit putih bersihmu. Kau
bukan Kiki, kau lebih mirip seperti sapi.
Kiki: Mooohhhh…Kemarin
aku operasi pita suara, operasi plasti, dan perawatan tunuh dengan uang hasil
penggelapan sapimu. Entah kenapa aku jadi begini. Mooh..suaraku saja, berubah
seperti suara sapi begini…Moooh…
Fathanah: Apa?
Kiki: Iya, mas. Dan aku
kesini ingin minta uang untuk operasi lagi. agar aku cantik seperti semula.
Siapa tau, ada pemain TIMNAS Sepak Bola yang naksir aku lagi.
Fathanah: Kau pakai uangku
untuk menggaet pria lain? Tidak ada uang!! Bersiap saja tubuh gemuk dan wajah
jelekmu ditahan KPK karna uang yang kau pakai adalah uang hasil korupsiku.
Kiki: lho, Mas?
Mohh..moohhh
Kiki terus mengeluarkan suara seperti sapi. Pada saat itu
pementasan dama berakhir.
Catatan: Seluruh dialog
yang terdapat dalam drama ini penulis himpun dan susun berdasarkan pemberiataan yang ada di media cetak,
elektronik, maupun digital. Mohon maaf jika terdapat kesimpangsiuran, maupun
kesalahan.