Kamis, 04 Juli 2013

SAPI-SAPI MANIS FATHANAH



 

Drama ini hanya salah satu bentuk kritik saya, mahasiswa bau kencur yang tidak tahu dengan permasalahan BABIBUnya politik. Dialognya pun dibuat berdasarkan rangkuman dari pemberitaan-pemberitaan yang akal muda belia saya tangkap dengan segala kepolosannya. Ini drama saya yang pernah dipentaskan untuk ujian akhir praktek Apesiasi Sastra Mahasiswa Prodi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP YDB Lubuk Alung. Silahkan baca parodi saya tentang Fathanah ini.

NB: Skandal Fathanah ini saya tulis dialognya berdasarkan pemberitaan yang ada, mohon maaf jika masih terdapat kesimpangsiuran disana-sini. Just for fun, and this my opinion..kwuk..kwuk..kwuk..


‘Sapi-Sapi Manis Fathanah’

            Panggung ditata sedemikian rupa dan dibagi menjadi dua sudut ruangan. Sudut sebelah kiri ditata sedemikian rupa hingga mirip ruang tahanan, sedangkan disebelah kanan panggung ditata hingga mirip seperti ruangan sebuah rumah.
Adegan 1

            Fathanah meringkuk di penjara. Sendiri. Jauh dari keramaian. Ditemani sepi, ia mulai mengira-ngira apa yang diberitakan oleh media tentang kasus impor daging sapi dan wanita-wanita cantik yang diairi oleh uang hasil korupsi daging sapi tersebut.
            Di penjara, Fathanah memegangi kepala seraya bernyanni-nyanyi tanpa arti dan  berkata-kata sendiri, sesekali ia berteriak.
Fathanah: “Sapi manisku kau selalu didalam impianku, sapi manisku kau selalu di hatiku selalu”.Keluarkan aku!! Aku ingin pulang! Aku rindu sapi-sapiku. Apa salahku? Jika aku dituduh menggelapkan uang sapi impor, silahkan saja ambil uang itu pada partai PKS. Begitu banyak danaku yang mengalir di partai itu. Tarik semua barang yang ada di kantor mereka. Beres kan? KPK tolol! Semua orang disini tolol!
Penjaga pintu penjara: Berisik!!! Kau yang tolol. Setolol-tololnya kami, kami tidak akan membebaskan kau dari penjara ini. Koruptor bangsat minta dibebaskan. Kamu itu adalah binatang paling jalang. Bahkan penjara ini terlalu mewah untuk koruptor seperti kau. Pantasnya kau ditahan di kandang sapi saja. Sapi kok dikorupsi!! (bengis).
Fathanah: Tau apa kau?
Penjaga Penjara: Tau banyak. Aku tau tentang tobat nakal hingga urusan ranjangmu. Aku tau tentang wanita-wanitamu. Si anu..si itu..juga si itu..tu. haah..dasar koruptor sapi. Dari penyanyi dangdut hingga artis kawakan. Dari mahasiswa sampai model majalah pria dewasa.
Fathanah: Itulah kehebatanku.
Penjaga Penjara: Bukan kehebatanmu, tapi kehebatan sapi-sapi impor yang uangnya kau gelapkan.
Fathanah: terserah kau lah. Pergi kau penjaga penjara, busuk!!!
Penjaga Penjara: Kau koruptor busuk!!! Kau pikir aku betah berlama-lama denganmu disini? Kau pikir aku tahan dengan bau busuk yang kau keluarkan? Kau lebih busuk dari daging sapi yang dirubungi ulat belatung. Tapi sayang, aku tak punya kuasa untuk mencekik leher koruptor seperti kau. Atau membubuhkan racun pada sarapan pagimu besok. Padahal, aku ingin sekali melakukan hal itu. Aku sudah muak bertemu dan menunggui koruptor-koruptor bejat seperti Kau, Gayus Tambunan, Nazarudin, juga kepala-kepala daerah yang semuanya lebih mirip seperti penjahat kelamin. Korupsi hanya demi meniduri wanita yang bukan istri mereka.
Fathanah: Jangan ceramah di depanku!!
Penjaga penjara: Kadang manusia-manusia seperti kau butuh cerama. Ulah kurang ceramah makanya kau menjadi penjarah. Bahkan aku ingin sekali menceramahi presidenmu itu. Aku ingin katakan padanya ‘jika BBM naik, angka korupsi juga pasti naik’.
Fathanah: Itu hanya pandangan murahanmu. Pergilah, aku ingin istirahat!!!
Penjaga penjara: Huuuhh…(pergi dengan wajah kesal)
***

Adegan    2
            Di rumah, Septi, Istri Fathanah menangis merenungi nasibnya. Ia tak menyangka suaminya mempunyai begitu banyak simpanan. Terlebih, salah satu simpanan suaminya adalah Vitalis Sesa, sahabatnya sendiri.
Siang itu Vitalia datang kerumah Septi memohon maaf atas perbuatannya.
Septi: Mau apa kau kesini? Mau merampas suamiku lagi? Suamiku sudah di penjara? Atau kau datang untuk menagih uangnya? Silahkan. Silahkan datang ke KPK, minta pada mereka!!! (Berkata dengan wajah enuh amarah)
Vitalia: Tidak! Aku datang kesini untuk memohon maaf padamu. Aku telah menghianatimu.
Septi: persetan dengan maafmu. Pantas selama ini kau tak mau menemuiku lagi. bahkan ketika bayiku lahir, kau hanya mengirim orang untuk mengantarkan kereta bayi kepadaku. Ternyata, kau tak lagi punya muka untuk melihatku.
Vitalia: Iya. Yang kau katakan semuanya benar. Benar! Aku telah menghianatimu.
Septi: Tapi, kau sahabatku sendiri.
Vitalia: Ya, karna aku sahabatmu, makanya aku datang kesini menemuimu untuk memohon maaf.
Septi: maaf? Berapa juta kau dibayar sumiku? Sepuluh juta? Sepuluh juta saja kau hargai persahabatan kita. Sepuluh juta saja kau hargai dirimu. Dia suamiku. Tak risihkah kau tidur dengannya?
Vitalia menangis.
Septi: pergilah kau! Aku tak ingin bangkai busukmu ada disini!
Vitalia: ya, aku akan pergi. Aku cukup tahu diri. Aku telah menyadari salahku. Tapi sebelum aku pergi, mohon ampunilah aku!!
Septi: pergilah!!! Sampai kapanpun, tak akan aku memaafkanmu!!!

Vitalia pergi dengan wajah sedih penuh penyesalannya
Sepulangnya Vitalia, datanglah Ayu Azhari, artis kawakan yang ditransferi Fathanah uang beberapa kali dari uang impor sapi.
Septi: Mau apa kau kesini?
Ayu: haha..aku datang kesini bukan untuk meminta maaf. Persetan dengan semua hal itu.
Septi: lalu apa?
Ayu: aku hanya ingin menunjukan kehebatanku padamu. Aku…bukan siapa-siapa, aku tak harus menjual badanku pada suamimu, tapi lihat!, suamimu mengirimi aku uang banyak. Lumayan, untuk beli es krim semua anak-anak bule ku yang cantik dan gagah haha.
Septi: kau beri makan anakmu dengan uang haram suamiku, apa bedanya kau dengan pelacur jalanan. Siapa yang berani menjamin kau tidak pernah tidur dengan suamiku? Suamimu?
Ayu: hey, jangan sembarangan bicara. Suamiku tidak tahu apa-apa dengan permasalahan ini.
Septi: setelah gencar pemberitaan tentangmu disana-sini, kau masih bisa menjamin suamimu tidak tahu apa-apa?
Ayu: suamiku diluar negri..
Septi: iya, jangan-jangan suami luar negrimu itu tidak pernah memberimu nafkah, atau kau dengannya hanya suami istri diselember kertas dengan nafkah kau munta pada suamiku.
Ayu: kau kurang ajar!!
Septi: kau yang kurang ajar. Aku sangat-sangat membencimu!!
Ayu: aku juga!
Ayu lantas pergi dari rumah Septi.
  

ADEGAN 3
Di Penjara..
Penjaga Penjara: Hey, binatang jalang, ada wanita yang  datang mengunjungimu?
Fathanah:  istriku?
Penjaga penjara: memangnya istrimu yang mana? Apa kau hafal ke empat puluh lima nama mereka?
Fathanah: jangan berbelit-belit penjaga kotor, sebutkan siapa?
Penjaga penjara: Sialan!!! Itu, sapimu yang dari pantura.
Fathanah: bawa dia kesini, aku sudah amat merindukan sapi liarku itu?
Penjaga penjara: Sebentar, aku akan menariknya kesini..
Fathanah: menarik? Kau pikir sapi?
Penjaga penjara: memang sapi, kan?
Fathanah: bedebah!!!

Penjaga penjara membawa wanita itu masuk. Wanita itu adalah Dewi Kirana. Penyanyi dangdut yang dijuluki Ratu Pantura.
Dewi: Mas..aku rindu!
Fathanah: aku juga, Dewi.
Dewi: aku merindukan salon, Mas.
Fathanah: salon?
Dewi: iya, aku sudah lama tidak ke salon. Rambutku ini harus dicat baru, aku ingin ganti warna. Kulitku juga, sudah lama aku tidak mandi susu.alisku juga belum disulam. Bulu mataku juga harus di kriting. Jika tidak nanti aku jelek lagi. aku harus show nanti malam..
Fathanah: jadi?
Dewi: minta uang
Fathanah: Dasar sapi kurang ajar. Dalam keadaanku seperti ini, kau masih ingin meminta uang. Pergi sana. Minta pada KPK.
Dewi: dasar koruptor kere. Selamat tinggal. Aku akan mencari pejabat yang labih kaya lagi, yang korup hewan lebih elite lagi. gak kayak kamu, sapi murahan.
Fathanah: pergi kau! Pergi!!!
Dewi pun berlalu..
Penjaga penjara: haha rasakan. Sapi tak tahu diuntung itu..
Fathanah: pergi kau!!
Penjaga penjara: iya aku akan pergi. Aku juga tak suka lama-lama berada disini.

Lima belas menit kemudian datang Kiki Amalia, perempuan yang dituding sebagai simpanan Fathanah, dan pernah dikirimi sejumlah uang oleh Fathanah.
Penjaga penjara: Heh…binatang jalang. Sapi mu datang lagi tuh.
Fathanah: siapa?
Penjaga penjara: Sapi yang ini agak bongsor..
Fathanah: Bawa dia kesini. Aku penasaran!!
Penjaga penjara: hey..sapi, kemari!!!

Kemudian wanita itu muncul ke hadapan Fathanah.
Fathanah: siapa kau?
Kiki: Kiki Amalia..Mooh..(menitukan suaa sapi).
Fathanah: Kiki? Mana tubuhmu yang langsing itu? Mana hidung mancungmu? Mana kulit putih bersihmu. Kau bukan Kiki, kau lebih mirip seperti sapi.
Kiki: Mooohhhh…Kemarin aku operasi pita suara, operasi plasti, dan perawatan tunuh dengan uang hasil penggelapan sapimu. Entah kenapa aku jadi begini. Mooh..suaraku saja, berubah seperti suara sapi begini…Moooh…
Fathanah: Apa?
Kiki: Iya, mas. Dan aku kesini ingin minta uang untuk operasi lagi. agar aku cantik seperti semula. Siapa tau, ada pemain TIMNAS Sepak Bola yang naksir aku lagi.
Fathanah: Kau pakai uangku untuk menggaet pria lain? Tidak ada uang!! Bersiap saja tubuh gemuk dan wajah jelekmu ditahan KPK karna uang yang kau pakai adalah uang hasil korupsiku.
Kiki: lho, Mas? Mohh..moohhh
            Kiki terus mengeluarkan suara seperti sapi. Pada saat itu pementasan dama berakhir.


Catatan: Seluruh dialog yang terdapat dalam drama ini penulis himpun dan susun berdasarkan  pemberiataan yang ada di media cetak, elektronik, maupun digital. Mohon maaf jika terdapat kesimpangsiuran, maupun kesalahan.