Jumat, 18 Maret 2016

SEMOGA AKU TIDAK SEDANG JATUH CINTA



                                                                Image by google
 
Badan ini sudah sering merasai karena kasih tak sampai. Pahit, asam dan hambar dari segelas cinta yang manis diawalnya sudah beberapa kali ku rasa. Pernah ku mencinta dengan segenap rasa, namun seorang janda berhasil menggoda setia kekasihku untuk ditinggalkan saja diujung tanggal ulang tahunku. Kisahku berakhir. Dan aku berjuang untuk keluar dari jerat kesedihan dengan segenap upaya.

Pernahku mencinta dengan sangat. Namun cintaku ditolak adat. Karena Minangkabau tidak membenarkan pernikahan sesuku, impianku menjunjung sunting tahun lalu, harus tutup buku. Kami lalu memutuskan berteman. Namun kemudian kami menyerah karena sisa-sisa luka dari cinta yang binasa belum bisa berdamai dengan senyuman pertemanan.

Pernahku mencintai dengan tulus hingga akhirnnya kepergian tiba-tiba menghunus hati yang baru saja mekar setelah pupus. Aku ditinggalkan tanpa alasan. Air mata menjalar mencari jawaban yang benar. Namun dia tetap melangkah berlalu dengan mulut membisu. 

Kini seorang pria hadir entah dari sudut takdir yang mana. Apakah tertakdir untuk datang menambah catatan-catatan luka, atau tertakdir sebaliknya. Entahlah! yang jelas, darahku berdesir ketika sepasang bola matanya beradu dengan mataku. Aku tidak banyak tahu tentangnya. Dulu ku tahu ia menggenggam mawar cantik sekali, lalu dilepaskannya ketia sadar tangannya penuh darah oleh duri ditangkai bunganya. Aku pun tak berani bertarung dengan waktu untuk menggantikan semburat warna bahagia yang ia miliki dulu bersama mawarnya.

Semoga aku tidak sedang jatuh cinta. Aku takut menyelam pada luka yang sama. Pergilah, aku takut jatuh cinta (lagi)!

Netri Olala
Pariaman,
18 Maret 2016
10:55 Wib


4 komentar: